Rumah Bapak
“Jadi gini Dita, kakak butuh uang untuk sekolah si Ari. Adik-adik juga punya kebutuhan. Kami pikir, kami juga punya hak atas rumah ini. Masa cuma kamu doang yang menikmati warisan dari bapak? Sudah ada yang menawarnya satu milyar.”
”Tapi kan Kak, kalian bertiga juga beli rumah dibantu bapak. Cuma aku yang tidak dibantu dibelikan rumah karena bapak berpikir akan mewariskan rumah ini padaku. Lagi pula kami sudah banyak keluar uang untuk merenovasi rumah ini. Lagi pula kalian sudah mendapatkan bagian yang besar dari penjualan tanah bapak di Pandeglang tempo hari,” aku membela diri.
”Atau begini saja,” sela Lani adikku yang paling kecil.
”Kalau kakak tidak mau rumah ini dijual, Kakak bayar saja bagian kami. Harganya tentu saja disesuaikan dengan harga penawar rumah ini.”
Pikiranku kacau, aku dan suami berpandangan. Dari mana kami mendapatkan sisa uang 750 juta dari harga satu milyar? Menjual ginjal? Siapa yang mau? Sementara suamiku hanya seorang karyawan biasa dan ada tiga anak yang sedang butuh banyak biaya.
“Beri kami waktu, Kak.”
”Baik, waktu kalian satu bulan ya. Takut pembelinya berubah pikiran.
Penulis:
Pandita Ningrum
Miranti
Jumlah Halaman
viii + 107
Penerbit
Lindan Bestari
Tanggal Terbit
Maret 2023
Ukuran
14,8 x 21 cm
ISBN
9xxxxxxxx
Harga
IDR 50.000
Bahasa
Indonesia